Menyulap akar pohon jadi kerajinan hiasan
Alam dan lingkungan
sekitar banyak menjadi sumber inspirasi untuk berkarya, termasuk dalam industri
kerajinan tangan. Inilah yang dilakukan oleh Rosikin asal Probolinggo, Jawa
Timur. Sejak tahun 2013, dia menggunakan akar pohon sebagai bahan baku pembuatan produk
kerajianan tangan berupa pajangan akar kayu yang dikombinasikan dengan bunga
plastik.
Ide awal menggunakan akar pohon sebagai bahan baku bermula dari hobinya
memancing ikan di pemancingan dekat rumahnya. Suatu ketika, Rosikin melihat
tumpukan akar kayu hasil tebangan pohon bertebaran di sekitar pemancingan
tersebut. Dari situ muncul ide untuk membuat sesuatu benda yang bernilai jual.
Rosikin bilang, di daerah tempat tinggalnya
banyak tumbuh pohon kopi dan pohon burnih. Pasca panen, ranting dan akar dari
pohon-pohon tersebutbertebaran dimana-mana. Kayu pohon kopi dan kayu burnih
memiliki tekstur kayu yang kuat dan tidak gampang rapuh. Sehingga kayu-kayu ini
cocok dibuat sebagai kerajinan.
Memulai usaha ini dia bermodal dana sekitar Rp
1,5 juta untuk membeli plitur, lem, cat, daun-daun, dan bunga plastik. Cara
membuatnya, akar atau ranting yang telah dikumpulkan di asah memakai amplas agar
teksturnya lebih halus. Dengan begitu proses pengecatan dan plitur menjadi
lebih mudah. Setelah itu akar atau ranting dibolongi dan diberi lem di beberapa
titik untuk menempel daun plastik.
Rosikin membuat kreasi pajangan akar pohon
dengan menempel daun-daun plastik menjadi serupa pohon anggur, pohon jambu
mete, dan bunga sakura dalam bentuk mini. Jika akar pohon bercabang banyak,
maka cocok dibuat kreasi pohon anggur dan jambu mete. Namun jika akarnya
bercabang sedikit bisa dibuat kreasi bunga sakura.
Awalnya, cakupan penjualan hanya masyarakat
sekitar dan tetangga rumahnya. Namun, berkat bantuan teman-temannya yang
berdomisili di luar kota , lambat laun pasarnya
makin meluas sampai ke Surabaya dan Bali .
Biasannya dalam seminggu Rosikin bisa
menghasilkan 10 karya bunga dan pohon mini dari akar pohon. Harga jual untuk
kerajian berukuran kecil berkisar Rp 300.000−Rp 350.000 per unit. Untuk yang
berukuran besar bisa mencapai Rp 1 juta per unit. Dia bisa menjual hingga 50
buah per bulan. Rata-rata omzet yang bisa dia raih sekitar Rp 17,5 juta saban
bulan.
Rosikin mengaku juga kerap mendapat pesanan
dari kantor Pemda dan Kecamatan untuk penghias ruangan kantor. Dia juga
terkadang mendapatkan pesanan dari sekolah-sekolah.
Selain memasarkan produk lewat reseller, Rosikin
juga berpromosi lewat blog. Berjualan lewat internet diakuinya memudahkan
pembeli dari luar kota
untuk memesan padanya. Ini terlihat dari banyaknya pesanan datang karena
informasi di website.